Hasil ekspor produk pertanian di negara ini adalah USD 11,8 miliar atau 1,5% pendapatan nasionalnya. Seperti juga di negara dengan pertanian lainnya, separuh pengerjaan dilakukan dengan teknologi canggih. Contohnya dalam penanaman padi, mereka menerapkan sistem yang sangat berbeda dengan Indonesia. Bila di Indonesia bibit padi di semai pada satu hamparan sebelum dipindah pada lahan sawah, di Taiwan bibit padi dimasukan suatu wadah pot segi empat dengan ketinggian 2 cm, saat tanam menggunakan mesin dengan kecepatan 3 jam/ha. Cara ini dapat menghemat waktu, tenaga, biaya serta menghasilkan pertumbuhan padi lebih baik, karena pada saat tanam tidak perlu mencabut bibit dari persemaiaan yang akan membuat tanaman stress dan memerlukan waktu untuk adaptasi.
Dari kesemua negara yang saya sebutkan tadi, ada “benang merah” yang membuat mereka maju dan terdepan dalam teknologi pertaniaan, yaitu dukungan pemerintahnya melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak terhadap petani, mengatur dan menata pengelolaan pertanian menjadi teratur, tertata dan mensejahterakan. Saya amat yakin, dalam hal sumberdaya manusia Indonesia pun tak kalah hebat, tinggal bagaimana menciptakan suasana yang kondusif di pertanian kita, Malaysia dan Thailand pun udah mulai menata pertaniaannya, sektor ini maju pesat di sana. Tentu kita tidak ingin tertinggal.
Amerika Serikat
Amerika Serikat terkenal sebagai penghasil kacang kedelai, gandum, kapas, kentang dan tembakau di dunia. Harga produk-produk tersebut sangat mempengaruhi harga di dunia. Pertanian di sana dikerjakan dengan luas kepemilikan lahan yang luas, dikerjakan dengan teknologi pertanian yang hampir separuhnya dilakukan oleh mesin. Sistem irigasi dalam pengelolaan air pun di buat lebih efisien.
Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu negara pengekspor hasil
pertanian terbesar di dunia. Komoditasnya pun lengkap dan berkualitas
sangat baik, mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging
sapi, susu, hingga ke tembakau dan biji-bijian.
Hasil tani utama para petani AS, antara lain gandum, kacang kedelai,
beras, kapas, dan tembakau. Komoditas ini sebagian besar dieks-por ke
sejumlah negara. Indonesia, antara lain mengimpor kacang kedelai,
gandum, kapas, produk olahan susu, dan pakan ternak. Sungguh sebuah
ironi. Ya...., berbagai tanaman ini semestinya dapat dihasilkan di tanah
Indonesia yang subur.
Kalau kita menoleh sejenak ke belakang, sejarah mencatat bahwa sebelum
orang-orang Eropa datang ke benua Amerika, penduduk asli Amerika, suku
Indian telah menanam jagung. Jadi, umur perkebunan jagung di AS telah
ribuan tahun. Nah.. waktu orang-orang Eropa dari berbagai negara mulai
berdatangan, pertanian semakin meluas di sana.
Teknologi pertanian AS semakin maju lagi sejak abad ke-19, saat banyak
mesin dan teknologi baru ditemukan. Kemajuan teknologi ini sampai ke AS,
tetapi tidak membuat mereka meninggalkan pertanian. Justru pertanian
di sana semakin berkembang. Mesin dan teknologi yang ditemukan itu juga
digunakan untuk meningkatkan hasil dan mutu pertanian.
Seperti penerapan ilmu biologi untuk mencangkok tanaman, agar hasil
buahnya lebih bagus dari tanaman induknya. Ilmu pertanahan berguna untuk
mengelola tanah pertanian dan mengatur sistem irigasinya. Kemajuan
teknologi membuat pertanian semakin maju. Buktinya, lahan pertanian pun
makin luas. Kebanyakan lahan pertanian di AS ditanami, antara lain
jagung dan gandum. Tanah pertanian utama digunakan untuk menghasilkan
makanan serat-seratan.
Bahkan komoditas yang dulunya tidak ada di sana, sekarang ini sudah
banyak juga. Salah satunya adalah kedelai, yang baru diperkenalkan di AS
pada tahun 1950-an, kini menjadi salah satu pengekspor kedelai
terbanyak. Dan, salah satu importir kedelai dari AS adalah Indonesia.
Belanda
Demi memajukan perdagangan di sektor pertanian, Belanda mencipatkan PlantLab sebagai model rumah kaca perkotaan. Mereka menamainya sebagai “surga tanaman” berteknologi tinggi. PlantLab memantau ribuan laporan pengamatan pertumbuhan tanaman(163.830laporan per detik) dengan sensor berteknologi tinggi. Model matematika mutakhir pun digunakan untuk menghasilkan lingkungan yang paling tepat bagi pertumbuhan tanaman. Laser merah dan biru digunakan sebagai pengganti sinar matahari.
Kegiatan menanam dapat dilakukan pada ruangan indoor dan mana saja tanpa perlu mempedulikan iklim dan tidak perlu mengkhawatirkan adanya hama sehingga bebas dari pestisida. PlantLab pun berhasil menciptakan suplai makanan yang lebih baik bagipenduduk dunia Hasil produksinya sangat mengagumkan dan efisien, yaitu tiga kali lipat produksi tanaman dengan cara tradisional dan hanya memerlukan 10% dari kadar air yang digunakan pada rumah kaca tradisional. Ketiadaan pestisida membuat hasil produksi lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Selandia Baru
Perkebunan
Zaitun,
Apel, Anggur, dan Kiwi menjadi komoditas hortikultura yang menjadi
prioritas untuk dikembangkan di Selandia Baru. Dengan memadukan potensi
keindahan alamnya, petani perkebunan dan pemilik kebun menjadikan
perkebunan mereka sebagai objek wisata. Banyak restoran yang menyajikan
produk dengan bahan baku yang diambil langsung dari kebun mereka. Cara
ini tentu saja menarik banyak wisatawan untuk berkunjung.
Perikanan
Pemerintah
Selandia Baru memiliki kebijakan yang ketat dalam sektor perikanan.
Pemerintah menetapkan kuota terhadap hasil tangkapan nelayan lokal
sebagai bentuk manajemen sumber daya kelautan, dan juga berbagai
inspeksi dan karantina terhadap kapal asing yang beroperasi di perairan
Selandia Baru untuk mencegah terjadinya penangkapan berlebihan terhadap
hasil laut dan satwa flora dan fauna asing yang mungkin terbawa dan
menjadi hama pengganggu ekosistem kelautan dan darat.
Pemerintah
memberikan penyuluhan secara merata dan jelas kepada para petambak dan
nelayan, dan juga memberlakukan kontrol harga perikanan yang ketat
melalui policy recommended retail price, atau harga eceran resmi
rata-rata dengan perbedaan kurang lebih 10%. Hal ini menjamin nelayan
dan petambak tetap mendapatkan keuntungan dan berkiprah di bidangnya.
Dari sekian banyak hasil laut dan tambak, produk hasil laut Selandia
Baru yang terkenal ialah, kerang cangkang hijau, ikan salmon, tiram
Pasifik asal Asia, dan Abalone.
http://www.tribunnews.com/internasional/2014/05/23/melon-termahal-di-dunia-laku-rp284-juta
http://nico03soil.wordpress.com/2012/11/08/4-negara-dengan-pertanian-modern/
http://beranda-miti.com/selandia-baru-potret-negara-maju-berbasis-pertanian/
http://www.sainsindonesia.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=623:cara-as-memajukan-pertanian&catid=33&Itemid=138
http://kompetiblog2013.wordpress.com/2013/05/01/114-agraris-bikin-belanda-laris/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar